A. PENDAHULUAN
Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-tumbuhan oleh yang lain. Hal ini dapat terjadi pada tahap integrasi lambat ketika tempat tumbuh mula-mula sangat keras sehingga sedikit tumbuhan dapat tumbuh diatasnya, atau suksesi tersebut dapat terjadi sangat cepat ketika suatu komunitas dirusak oleh suatu faktor seperti api, banjir, atau epidemi serangga dan diganti oleh yang lain.
Perubahan bersifat kontinu, rentetan suatu perkembangan komunitas yang merupakan suatu sera dan mengarah ke suatu keadaan yang mantap (stabil) dan permanen yang disebut klimaks. Tansley (1920) mendefinisikan suksesi sebagai perubahan tahap demi tahap yang terjadi dalam vegetasi pada suatu kecendrungan daerah pada permukaan bumi dari suatu populasi berganti dengan yang lain. Clements (1916) membedakan enam sub-komponen :
(a) nudation;
(b) migrasi;
(c) excesis;
(d) kompetisi;
(e) reaksi;
(f) final stabilisasi, klimaks.
Uraian Clements mengenai suksesi masih tetap berlaku. Bagaimanapun sesuatu mungkin menekankan subproses yang lain, contohnya perubahan angka dalam populasi merubah bentuk hidup integrasi atau perubahan dari genetik adaptasi populasi dalam aliran evolusi.
Suksesi sebagai suatu studi orientasi yang memperhatikan semua perubahan dalam vegetasi yang terjadi pada habitat sama dalam suatu perjalanan waktu (Mueller-Dombois and Ellenberg, 1974). Selanjutnya dikatakan bahwa suksesi ada dua tipe, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. Perbedaaan dua tipe suksesi ini terletak pada kondisi habitat awal proses suksesi terjadi. Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal, terbentuk habitat baru. Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas atau ekosistem alami terganggu baik secara alami atau buatan dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada.
Laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies berlangsung dengan cepat pada fase awal suksesi, kemudian menurun pada perkembangan berikutnya. Kondisi yang membatasi laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies pada tahap berikutnya adalah faktor lingkungan yang kurang cocok untuk mendukung kelangsungan hidup permudaan jenis-jenis tertentu. (Marsono dan Sastrosumarto, 1981). Soerianegara dan Indrawan (1988) menyebutkan dalam pembentukan klimaks terjadi 2 perbedaan pendapat yakni; paham monoklimaks dan paham polylimaks. Paham monoklimaks beranggapan bahwa pada suatu daerah iklim hanya ada satu macam klimaks, yaitu formasi atau vegetasi klimaks iklim saja. Ini berarti klimaks merupakan pencerminan keadaan iklim, karena iklim merupakan faktor yang paling stabil dan berpengaruh.
Paham polyklimaks mempunyai anggapan bahwa tidak hanya faktor iklim saja, seperti sinar matahari, suhu udara, kelembaban udara dan presipitasi, yang dapat menimbulkan suatu klimaks. Penganut paham ini sebaliknya berpendapat bahwa ada faktor lain yang juga dapat menyebabkan terjadinya klimaks, yaitu edafis dan biotis. Faktor edafis timbul karena pengaruh tanah seperti komposisi tanah, kelembaban tanah, suhu tanah dan keadaan air tanah. Sedangkan biotis adalah faktor yang disebabkan oleh manusia atau hewan, misalnya padang rumput dan sabana tropika.
Suksesi merupakan adanya modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis). Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
B. TEORI PENGANTAR
Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke suatu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas. Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis
Vegetasi terbentuk dari kehadiran bersama-sama sejumlah individu tumbuhan yang kemudian saling melakukan interaksi yang pada akhirnya individu-individu tersebut memodifikasi atau mempengaruhi habitat atau tempat tumbuhnya.
Suatu vegetasi akan terbentuk dari suatu daerah yang awalnya tidak tumbuh apapun atau dari lahan yang dimusnahkan dan propagandanya terkubur terlalu dalam atau disebabkan oleh kerusakan secara alami maupun buatan. Sehingga alam telah menyiapkan serangkaian tahapan yang akan memulihkan kerusakan vegetasi yang terjadi akibat gangguan tersebut, dan proses perbaikan tersebut memerlukan waktu yang cukup lama, sampai kerusakan yang terjadi secara perlahan-lahan mengalami pemulihan sedikit demi sedikit, sampai terciptanya suatu keadaan vegetasi seperti sebelum terjadi kerusakan, dan proses pemulihan tersebut dikenal dengan istilah suksesi
Suksesi merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang sangat sesuai dengan lingkungannya. Suksesi dapat dibagi menjadi 2 yaitu : Suksesi primer yaitu bila ekosistem mengalami gangguan yang berat sekali, sehingga komunitas awal menjadi hilang atau rusak total, menyebabkan di tempat tersebut tidak ada lagi yang tertinggal dan akhirnya terjadilah habitat baru. Suksesi sekunder yaitu prosesnya sama dengan proses suksesi primer, perbedaannya adalah pada keadaan kerusakan ekosistem atau kondisi awal pada habitatnya. Ekologi tersebut mengalami gangguan, akan tetapi tidak total, masih ada komunitas yang tersisa.
C. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum adalah mempelajari vegetasi tumbuhan bawah sebelum dan sesudah suksesi, mengetahui kurun waktu yang dibutuhkan dalam proses suksesi dan mengetahui tahapan suksesi.
D. ALAT DAN BAHAN
- Meteran
- Patok
- Tali rafia
- Sekop/cangkul
- Alat tulis
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya :
- Penentuan daerah yang dianggap revresentatif untuk diamati pada areal lahan yang ada dari setiap kelompok.
- Melakukan daerah pemilihan yang menunjukkan vegetasi tumbuhan bawah
- Buatlah plot yang berukuran 1m x 1m untuk setiap kelompoknya
- Melakukan identifikasi berbagai jenis tumbuhan bawah yang ada pada plot tersebut, dan hitung jumlah individu spesiesnya.
- Bersihkan tumbuhan yang ada dalam plot sampai perkiraan tidak ada lagi tumbuhan yang tertinggal dengan skop, cangkul
- Biarkan plot tersebut sampai satu minggu setelah dibersihkan
- Kemudian amati apa yang terjadi dan catat jenis tumbuhan bawah yang mulai nampak dan tumbuh di dalam plot tersebut
- Lakukan pengamatan secara terus-menerus setiap minggu sampai 2 bulan
- Catat jenis tumbuhan apa saja yang ada
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan suksesi tumbuhan :
Jenis/nama gulma pada minggu 1 | Jumlah |
Badotan | 2 |
Alang-alang | 3 |
cacalincingan | 2 |
Putri malu | 7 |
Carulang | 5 |
Jenis/nama gulma pada minggu 2 | jumlah |
Badotan | 6 |
Teki | 15 |
kirinyuh | 2 |
Alang-alang | 7 |
cacalincingan | 6 |
Goletrak beuti | 3 |
Putri malu | 17 |
G. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul suksesi tumbuhan yang dilakukan di Lapangan melakukan pengamatan tentang perubahan populasi tanaman yang lahannya sudah dibersihkan terlebih dahulu, apakah ada perubahan dari lahan tersebut dan tanaman apa saja yang tumbuh. Dalam pelaksanaan praktikum ini dibuat petak seluas 2 x 2 m2 kemudian dibuat lagi petakan-petakan kecil dengan ukuran 1 x 1 m2. Setelah dibuat petakan-petakan tersebut diamati apakah ada perubahan yang terjadi, tanaman apa saja yang tumbuh, banyak tanaman yang tumbuh, dan jenis-jenis tanaman yang tumbuh. Pengamatan ini dilakukan setelah 1 minggu lahan tersebut dibersihkan dan dibuat petakan-petakan sampai minggu kedua.
Setelah dilakukan pengamatan ternyata ada perubahan yang terjadi. Banyak tanaman yang tumbuh dan tanaman tersebut bervariasi. Tanaman yang paling banyak tumbuh yaitu teki dan putri malu, walaupun tanaman ini tumbuhnya tidak terlalu besar namun teki dan putri malu sangat mudah tumbuh di jenis tanah apapun sehingga lebih banyak tumbuh dibandingkan dengan tanaman-tanaman lain.
Ada perbedaan dari tiap minggu dilakukannya pengamatan. Pada minggu pertama hanya terlihat sedikit tanaman yang tumbuh, tapi pada minggu kedua sudah banyak jenis tanaman yang tumbuh, salah satu yang mendominasi adalah putri malu. Setiap minggu tanaman ini mengalami pertumbuhan yang relatif cepat dibanding dengan tanaman yang lain seperti belimbing tanah dan alang-alang.
Proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur disebut suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dikatakan bahwa dalam tingkat klimaks ini komunitas telah mencapai homeostatis. Ini dapat diartikan bahwa komunitas sudah dapat mempertahankan kestabilan internalnya sebagai akibat dari tanggap (response) yang terkoordinasi dari komponen-komponennya terhadap setiap kondisi atau rangsangan yang cenderung mengganggu kondisi atau fungsi normal komunitas. Jadi bila suatu komunitas telah mencapai klimaks, perubahan yang searah tidak terjadi lagi, meskipun perubahan-perubahan internal yang diperlukan untuk mempertahankan kehadiran komunitas berlangsung secara sinambung
Organisme individu atau populasi yang terbentuk sebagai kumpulan populasi spesies dalam daerah tertentu, yang membentuk suatu komunitas, suatu komunitas dapat berada dalam berbagai ukuran, misalnya komunitas hutan besar, laut atau komunitas kayu busuk. Para ahli tumbuhan dan hewan memerikan komunitas secara beragam. Semua definisi komunitas memiliki pandangan tertentu secara umum. Ini adalah beberapa spesies hadir dalam daerah yang sama dimungkinkan untuk mengenali satu jenis komunitas karena kelompok spesies yang sama dengan komposisi kurang lebih tetap hadir dalam ruang dan waktu; komunitas cenderung menciptakan kestabilan dinamis. Setiap gangguan cenderung diatur oleh aturan sendiri.
Iklim merupakan faktor penentu dalam proses menuju klimaks. Adakalanya vegetasi terhalang untuk mencapai klimaks karena beberapa faktor selain iklim, misalnya ada perubahan tipe tanah, dipakai untuk penggembalaan hewan, terbakar, dan lain-lain. Dengan demikian, vegetasi dalam tahap perkembangan yang tidak sempurna ( tahap sebelum klimaks yang sebenarnya ), baik oleh faktor alam atau buatan. Keadaan ini disebut subklimaks. Komunitas tanaman subklimaks akan cenderung untuk mencapai klimaks sebenarnya jika faktor-faktor penghalang atau penghambat di hilangkan.
Laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies berlangsung dengan cepat pada fase awal suksesi, kemudian menurun pada perkembangan berikutnya. Kondisi yang membatasi laju pertumbuhan populasi dan komposisi spesies pada tahap berikutnya adalah faktor lingkungan yang kurang cocok untuk mendukung kelangsungan hidup permudaan jenis-jenis tertentu.
Dalam pembentukan klimaks terjadi 2 perbedaan pendapat yakni; paham monoklimaks dan paham polylimaks. Paham monoklimaks beranggapan bahwa pada suatu daerah iklim hanya ada satu macam klimaks, yaitu formasi atau vegetasi klimaks iklim saja. Ini berarti klimaks merupakan pencerminan keadaan iklim, karena iklim merupakan faktor yang paling stabil dan berpengaruh.
H. KESIMPULAN
Setelah dilakukan praktikum dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
- Suksesi tumbuhan adalah penggantian suatu komunitas tumbuh-tumbuhan oleh yang lain
- Tumbuhan yang pertama tumbuh adalah rumput teki dan putri malu
- Perubahan yang terjadi pada lahan di lapangan sangat jelas
- Setiap minggu selalu tejadi perubahan pada lahan garapan yaitu bertambah banyak tanaman yang tumbuh
- Tumbuhan yang paling subur tumbuhnya adalah putri malu
- Terjadi 2 perbedaan pendapat mengenai pembentukan klimaks
- Monoklimaks
- Polyklimaks
Iklim merupakan faktor penentu dalam proses menuju klimaks.
LAMPIRAN :
sebagian foto di lapangan