A. Pendahuluan
Perangkap adalah tempat atau akat yang digunakan untuk menangkap hama yang diberi umpan. Pengendalia hama terpadu merupakan pengendalian dengan cara meminimalisir penggunaan pestisida kimia. Pengendalian hama yang ramah lingkungan dapat dikendalikan dengan pengendalian fisik dan mekanik. Salah satu pengendalian fisik dapat dilakukan dengan cara penggunaan lampu perangkap, sedangkan pengendalian mekanik dapat dilakukan dengan memasang perangkap yang diberi zat-zat kimia yang dapat menarik atau melekatkan maupun yang membunuh hama. Umumnya serangga tertarik dengan cahaya, warna, aroma makanan atau bau tertentu. Serangga tentu juga lebih tertarik terhadap warna. Warna yang disukai serangga biasanya warna-warna kontras seperti kuning cerah.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkap hama adalah sebagai berikut : ukuran atau jenih serangga yang akan ditangkap, kebiasaan keluar : siang atau malam hari, stadium perkembangan hama, makanan kesukaanya, warna kesukaannya, kekuatan atau kemampuan hama untuk berinteraksi terhadap jerat dan cara terbang hama.
Tujuan praktikum ini adalah mahasiswa dilatih untuk membuat dan mengaplikasikan perangkap hama berupa perangkap warna, aroma, dan cahaya. Selain itu
mahasiswa diharuskan mengawasi dan mengontrol penangkapan secara teratur. Dengan perangkap hama kita dapat melihat perkembangan populas hama.
Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu merakit perangkap hama, pengaplikasian serta dapat menganalisis atau mengamati jenis hama yang dapat masuk ke dalam perangkap tersebut serta dapat mengetahui sejauhmana perkembangan populasi hama.
B. Pokok bahasan
Prinsip dasarnya adalah menjebak hama menggunakan pemikat tertentu.Lalat buah Bactrocera sp jantan akan mengikuti bau hormon betinanya sehingga diciptakan senyawa yang baunya mirip hormon lalat buah betina. Beberapa jenis kutu tertarik pada warna kuning mencolok sehingga dibuat jebakan dari kertas atau plastik kuning yang diluluri lem. Ngengat dan serangga nokturnal—aktif di malam hari—tertarik pada nyala api atau lampu, makanya dibuatkan perangkap obor dan lampu.
Jenis-jenis perangkap: 1. Perangkap kuning
Jebakan ini didasari sifat serangga yang menyukai warna kuning mencolok. Musababnya warna itu mirip warna kelopak bunga yang sedang mekar sempurna. Permukaannya dilumuri lem sehingga serangga yang hinggap bakal lengket sampai ajal menjemputnya. Perangkap kuning ampuh memikat hama golongan aphid, kutu, dan tungau. Itu juga dijadikan indikator populasi hama di sekitarnya.
Saat jumlah hama yang tertangkap perangkap melebihi ambang yang ditentukan, misalnya 50 individu kutu putih/hari, maka saat itu perlu dilakukan penanggulangan serius dengan pestisida kimia maupun biologis. Umumnya perangkap berbentuk lembaran triplek, fiber, atau karton tebal berukuran 15x 15 cm2 dan dilumuri vaselin, oli, atau minyak jelantah dengan kepadatan 60—100 perangkap/ha.
2. Lampu
Serangga nokturnal menjadikan cahaya dominan di suatu tempat sebagai panduan utama. Mereka akan terbang mendekat begitu melihat cahaya,baik berasal dari lampu maupun nyala api. Di tempat terang itu mereka bertemu lawan jenis lalu kawin untuk meneruskan generasinya. Sebelum ada penerangan buatan manusia, cahaya terang itu hanya berasal dari bulan. Saat terang bulan, serangga keluar dan beramai-ramai kawin. Hasilnya, populasi serangga meningkat ketika bulan memasuki bulan mati, yaitu periode 5—10 hari sesudah purnama.
Hama dari golongan serangga di kebun pun mempunyai sifat yang sama. Makanya pekebun membuat perangkap lampu. Serangga bakal terbang mengitarinya sampai akhirnya jatuh atau masuk jebakan berupa air atau lem yang diletakkan di bawah lampu. Perangkap ini bisa mengendalikan hama dari golongan aphid, kupu, ngengat, atau kumbang. Sebanyak 10—20 perangkap/ha diletakkan 25—40 cm lebih tinggi daripada tanaman.
3. Feromon
Jebakan itu dibuat dengan memanfaatkan kebutuhan komunikasi serangga pengganggu tanaman. Komunikasi itu dilakukan dengan hormon bernama feromon. Itu berguna untuk menunjukkan adanya makanan, memikat pejantan, menandai jejak, membatasi wilayah teritorial, atau memisahkan kelas pekerja, tentara, dan ratu. Yang sekarang banyak digunakan adalah feromon untuk menarik pasangan.
Zat yang baunya mirip feromon betina—disebut bahan atraktan—dipasang pada perangkap yang ditempatkan di kebun. Serangga jantan akan tertarik dan masuk ke perangkap yang sudah diberi air atau lem. Makhluk sial yang tertipu itu pun menemui ajalnya. Sejak 2 tahun terakhir perangkap itu populer digunakan untuk memerangi lalat buah yang menjadi momok di perkebunan buah-buahan skala sedang sampai luas. Atraktan yang paling banyak dipakai adalah metil eugenol. Lahan 1 ha cukup dipasangi 8—10 perangkap lantaran aroma tajamnya bisa tercium dari jarak cukup jauh.
C. Lokasi praktikum
Lokasi praktikum ada 2 yaitu lokasi pembuatan perangkap hama dan lokasi penyimpanan perangkap hama. Pembuatan perangkap dilakukan di RPM sedangkan penyimpanan perangkap pada pohon nangka.
D. Bahan dan alat Bahan :
- Lem tikus
Alat :
- Gelas plastik transparan
- Kertas warna kuning
- Gunting kertas
- Stepler
- benang
E. Hasil pengamatan
No | Nama serangga yang ditemukan | Ciri-ciri | Status Serangga | Keterangan |
1. | Lalat buah | · Sayap panjang · Warna tubuh kuning kecoklatan · Berukuran kecil antara 3-5 mm · Sungut (arista) umumnya berbentuk lurus · Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips · Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, | Hama | |
2. | Semut | Musuh alami | ||
3. | Nyamuk | Musuh alami | ||
4. | Kumbang | · Menyerang kuncup · Menyerang buah yang masih lunak | Hama | |
5. | Ulat | · Membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, dan buah. | Hama | ulat-ulat ini akan menjadi pupa di dalam terowongan itu |
6. | kepik | · Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian tanaman yang masih muda (daun dan buah). · Ukuran telurnya 1,5 m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada jaringan tanaman. · Nimfa dan kepik dewasa warnanya bervariasi, hijau atau kuning-kehitaman dan kuning oranye. Mengalami 5 kali masa instar. · Kepik dewasa panjangnya berkisar 6,5-7,5 mm dengan kemampuan bertelur sampai 18 butir. | Hama | |
7. | Aphids | Hama |
F. Pembahasan
Ulat diaphania caesalis yaitu penggerek pucuk, membuat terowongan sampai ke kuncup, pucuk muda, dan buah. Pemotongan bagian yang terserang memutuskan daun hidupnya karena ulat-ulat ini akan menjadi pupa di dalam terowongan itu;
Kumbang-kumbang belalai (weevil) coklat yang menyerang kuncup, Ochyromera artocarpi, merupakan hama nangka yang khas. Tempayaknya (grubs) masuk ke dalam kuncup dan buah yang masih lunak, yang dewasa memakan daun. Menyeruaknya kumbang bersayap selaput (spittle bug), Cosmoscarata relata, memakan daun muda. Nimfa hidup bersama-sama dalam suatu massa busa yang disekresi oleh mereka ;
Hama-hama lainnya adalah bermacam-macam serangga pengisap, seperti kutu tepung, afid, lalat putih, dan ‘thrips’, juga ulat perekat daun (leaf webber). Hama nangka yang lain adalah kepik Helopeltis (Miridae,Hemiptera). Nimfa dan kepik dewasa menghisap cairan bagian tanaman yang masih muda (daun dan buah). Ukuran telurnya 1,5 m, diletakkan dengan cara ditusukkan pada jaringan tanaman. Masa inkubasi 5-7 hari. Nimfa dan kepik dewasa warnanya bervariasi, hijau atau kuning-kehitaman dan kuning oranye. Mengalami 5 kali masa instar. Kepik dewasa panjangnya berkisar 6,5-7,5 mm dengan kemampuan bertelur sampai 18 butir.
G. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat di simpulkan bahwa yellow trap ini efektif untuk perangkap hama karena banyak hama yang terperangkap tetapi musuh alami juga ikut terperangkap dalam perangkap ini.
H. Lampiran