1. Rempah-Rempah
Rempah-rempah adalah bagian tumbuhan yang mempunyai aroma atau rasa kuat yang digunakan dalam jumlah kecil dalam sebagai pengawet atau penambah rasa dalam masakan. Rempah-rempah biasanya dibedakan dengan tanaman lain yang digunakan untuk tujuan yang hampir sama, seperti tanaman obat, sayuran beraroma, dan kering.
Rempah biasanya dikeringkan untuk mengawetkannya dan harus ditempatkan dalam wadah yang kedap udara serta jauh dari cahaya. Dalam kondisi kering dan utuh, rempah-rempah bisa bertahan selama satu tahun. Sedangkan yang telah dihaluskan dalam bentuk bubuk, hanya bisa bertahan sampai beberapa bulan.
2. Obat
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Sejarah Rempah di Indonesia dan Dunia
Sejarah di Indoneisia bisa diawali dari prolog mengenai kehidupan orang Indonesia tempo dulu. Dahulu, orang memasak hanya dengan memanggang langsung hasil buruannya. Lama-kelamaan orang berkreasi dengan menambahkan aneka bumbu dan rempah ke dalam masakan. Temyata penggunaan bumbu dan rempah ini sangat digemari. Aneka masakan menjadi lebih awet, nikmat, dan penampilannya semakin menarik. Itulah sebabnya orang rela mengorbankan apa saja, termasuk nyawanya, untuk mendapatkan rempah-rempah ini.
Pada Abad Pertengahan, harga setengah kilogram jahe sama dengan seekor kambing, setengah kilogram pala sama dengan tiga kambing. Konon, sekarung merica dihargai sama dengan nyawa satu orang. Entah sumber dari mana.
Rempah-rempah dikenal dan digunakan oleh bangsa-bangsa Cina, Mesir, Yunani, dan Romawi Kuno. Di mana pun rempah-rempah amat berharga. Tumbuhan ini hanya hidup di sejumlah kecil daerah, seperti di Maluku atau yang disebut juga sebagai kepulauan rempah-rempah dan setiap orang menginginkannya. Disini rempah-rempah digunakan untuk mengawetkan makanan, untuk mencegah rasa makanan menjadi tak sedap, atau untuk obat.
Propinsi Maluku merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang terletakdi bagian timur. Prpopinsi ini dikenal di seluruh dunia sebagai kepulauan rempah-rempah. Pada masa lampau, Karena rempah-rempah yang dimilikinya, membuat banyak bangsa-bangsa datang bahkan sampai menjajah karena ingin menguasai perdagangan rempah-rempah di daerah tersebut. Dan demikian tadi sejenak Sejarah Rempah-Rempah di Indonesia.
Rempah-rempah atau biasa disebut bumbu-bumbu sudah dikenal digunakan berabad-abad oleh umat manusia dengan berbagai macam-macam bentuk, tanaman-tanaman yang dikeringkan untuk diambil aromanya, bibit-bibitnya, bunga-bunga ,daun-daun , wortel- wortel, atau bahkan dari batang/kulit (kulit luar) dari pohon tertentu.
Penggunaan bumbu-bumbu sudah digunakan berabad-abad oleh orang-orang Sumeria (orang-orang mesir disekitar sungai Efrat dan Tigris), sejarah memperlihatkan bahwa mereka menggunakan bumbu-bumbu dalam bentuk ramuan untuk obat-obatan sejak 5000 tahun yang lalu.
Berdasarkan sejarah menunjukkan bahwa tanam-tanaman (bumbu-bumbu) digunakan sejak awal tahun 1000 B.C oleh orang-orang Mesir untuk memberantas penyakit yang menjalar.
Bahkan dalam "Alkitab Perjanjian Lama" budidaya penggunaan tumbuh-tumbuhan /bumbu-bumbu sudah lama, berabad-abad disebutkan dan digunakan,seperti vetch, jintan, gandum,barley, dan rye.
Orang-orang Indian suku "Ayurveda" menggunakan rempah-rempah sebagai obat-obatan, seperti kunyit, diperkirakan awal tahun 1900 SM. Dalam kitab orang-orang Indian (Ayurveda) yang dihubungkan dengan "Sushuruta pada abad ke 6 SM , mereka menggunakan lebih dari 700 jenis resep tanaman obat, 64 jenis resep dari sumber-sumber mineral, 57 jenis resep dari sumber hewan, semua digambarkan.
Sejarah di Asia sudan dimulai, pada saat China yang sudah mencatat bukti catatan kuno bahwa cara pemecahan utama secara alami (bumbu-bumbu) adalah penggunaan ramuan (bumbu-bumbu/rempah-rempah), dan ini sudah digunakan sejak tahun 2700 S.M. Dalam sebuah catatan pertama sejarah dikatakan penggunaan bumbu-bumbu alami ini digunakan pada masa "Dinasti Han", ada lebih dari 365 tanaman (herbs) digunakan dalam daftar catatan tersebut. Dan kemudian generasi ini kemudian mengembangkan dan menggunakan campuran canggih tanaman-tanaman ini sebagai bumbu-bumbu dan bahkan sebagai solusi untuk setiap penyakit yang timbul.
Pedagang-pedagang dari Arab, pada mulanya menjualnya ke negara-negara eropa yang mereka ambil dari negara-negara Asia. Namun karena permintaan yang banyak dari negara-negara eropa dan harga bumbu-bumbu yang tidak terjangkau karena mahalnya seperti emas dan hampir tidak terjangkau, dan juga pada abad ke-14 dikarenakan hal Turkie yang merupakan bagian terpenting di daerah"Timur Tengah" ditaklukkan. Maka Arab harus membayar tinggi karena mereka datang kesana.
Maka pada tahun 1498 Vasco da Gama yang pertama-tama berlayar dari Eropa menuju ke Afrika dan singgah di Asia. Pada tahun 1602 dia mendirikan VOC. Pada tahun itu VOC memulai kekuasaannya.
Rempah-rempah khususnya "Pala" telah digunakan sejak abad ke-16 di dapur Eropa. Pada saat itu, Portugis yang memulai dalam perdangan "Pala" ini.
Sejak kedatangan VOC di Maluku, Belanda mencoba penduduk Banda dengan paksaan untuk menjual semua "Fuli "dan " Pala "hanya ke pada VOC , dengan harga yang lebih rendah dari pesaing mereka "Inggris". Kemudian VOC mengirimkan pria-pria berlapis baja ke pulau yang tenang itu untuk mengadakan eksekusi terhadap penduduk dengan membakar dan meratakan pulau itu.
Sebelumnya penduduk Banda telah berjanji dibawah ancaman VOC untuk menjual rempah-rempah ini ke VOC, namum mereka tidak memenuhi janji ini yang merugikan penduduk Banda. Akhirnya pada tahun 1621 Jan Pieterszoon Coen tiba di kepulauan Banda pada tanggal 10 Maart, pada serangan yang keduanya, kemudian melakuan expedisinya yang terkenal " Expirtatie" yaitu expedisi yang menentang aturan VOC yang melarang penjualan "pala" ke Portugis dan Inggris. Siapa yang menduduki Kepulauan Banda, dia yang memiliki hak monopoli. Banyak penduduk yang melarikan diri kepegunungan dan akhirnya tertangkap dan akhirnya dikirim ke "Batavia" sebagai tenaga paksa. Dan banyak korban-korban yang berjatuhan dengan mengerikan .
Menurut laporan yang dicatat mengenai hal ini, saat JP.Coen berkuasa dan dia melanggar aturan VOC, ada sekitar 2500 korban jiwa dari penduduk, yang berjatuhan,disebabkan oleh kelaparan dan perlawanan terhadap VOC. Selama J.P. Coen melakukan semua ekspedisinya, dia mengadakan pembataian massal secara rahasia terhadap seluruh penduduk pulau itu, agar rahasia penemuannya dari "tanaman pala" terjaga aman.
Kepulauan Banda pada saat itu adalah satu-satunya tempat di dunia (khususnya di Indonesia) sebagai pusat tempat pencarian rempah-rempah. Banda pada saat itu mulai di monopoli.
Belakangan VOC berusaha monopoli dalam perdagangan rempah-rempah. Dengan hasil rempah-rempah seperti cengkeh, pala cukup berhasil hanya tumbuh di Maluku, Sulawesi. Dengan lada jauh lebih sulit didapat, karena mengangkat tempat yang terlalu banyak. Belanda kemudian membentuk sebuah pos perdagangan penting di Batavia Jawa Barat. Dan daerah ini digunakan sebagai basis kekuatan VOC untuk perdagangan.
Cara lain untuk menegakkan monopoli adalah wisata hongi. VOC berusaha menghancurkan semua pulau-pulau yang tidak bekerja sama, kecuali Amboina, karena mereka memiliki pohon-pohon cengkeh. Hal itu VOC lakukan untuk lebih mudah rempah-rempah bisa dikendalikan oleh VOC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar